Di antara tanda-tanda Kiamat
shugra adalah pembukaan Baitul Maqdis. Dalilnya adalah sabda Rasulullah kepada Auf bin Malik, “
Hitunglah enam perkara yang merupakan tanda Kiamat, kematianku kemudian pembukaan Baitul Maqdis…. Hadits ini sudah hadir sebelumnya.
Baitul Maqdis adalah tempat ketiga yang sangat penting yang
berhubungan erat dengan akidah Islam setelah Makkah al-Mukarramah dan
Madinah al-Munawarah. Ke sanalah Isra’ Rasulullah Shallallohu 'alaihi
wasallam dan dari sanalah Mi’raj beliau. Ia adalah kiblat pertama kaum
Muslimin. Ia adalah salah satu dari tiga masjid di mana tidak ada
perjalanan ibadah kecuali kepadanya.
Para sahabat Rasulullah telah mengetahui hakikat ini, maka mereka
berlomba-lomba membersihkan al-Aqsha dari berhala-berhala orang-orang
Romawi. Hal itu terwujud untuk pertama kalinya pada masa Khalifah Rasyid
Umar bin al-Khatthab, di mana pasukan muslimin bersatu mengepung Baitul
Maqdis sampai akhirnya penduduknya sepakat untuk berdamai, dengan
catatan Umar datang sendiri kepada mereka. Umar datang ke Baitul Maqdis,
membuat perjanjian damai dengan orang-orang Nasrani, dengan catatan
mereka harus memulangkan orang-orang Romawi dalam jangka waktu 3 hari.
Kemudian Umar masuk masjid dari arah di mana Rasulullah masuk pada malam
Isra’, dan shalat di sana bersama kaum muslimin.
Baitul Maqdis berada dalam kekuasaan kaum muslimin sampai masa
Khalifah Abbasiyah, di mana negara Abbasiyah mulai melemah akibat
persengketaan dan goncangan politik serta gerakan-gerakan kelompok
bathiniyah. Padahal pada masa itu kaum salibis selalu mengamati kondisi
kaum Muslimin. Mereka menyiapkan diri mereka untuk menguasai kaum
muslimin dan Baitul Maqdis.
Orang-orang Fatimiyin dan orang-orang Saljuk begitu meremehkan
bahaya kaum salibis, sampai-sampai mereka tidak memperhitungkan ancaman
mereka sama sekali. Lebih dari itu Fatimiyin bersekongkol dengan para
salibis untuk menghabisi orang-orang Saljuk di Syam. Kaum salibis
mendapatkan kepercayaan dan diberi beberapa keistimewaan khusus, salah
satunya adalah izin berkunjung ke Baitul Maqdis…. Semua itu dengan
kompensasi menekan orang-orang Saljuk dan Khilafah Abbasiyah di mana
menurut mereka melemahkan orang-orang Saljuk dan Khilafah Abbasiyah
adalah kemenangan bagi mereka dan pemantapan terhadap kekuasaan mereka.
Akan tetapi mana mungkin musuh-musuh Allah bisa tenang kecuali dengan
membasmi Islam sampai ke akar-akarnya.
Begitulah akhirnya kaum salibis mengkhianati teman mereka
orang-orang Fatimiyin, pasukan mereka bergerak untuk merebut Baitul
Maqdis. Kaum salibis dalam perjalanannya menuju ke Baitul Maqdis telah
melakukan pembantaian besar-besaran di kota-kota yang telah mereka
kuasai tanpa membedakan antara orang tua, anak-anak, laki-laki dan
perempuan. Pembantaian mencapai puncak kebrutalan dan kekejamannya di
Baitul Maqdis, di mana mereka menyembelih kaum muslimin, mencincang
tubuh mereka dan membuangnya dari atas pagar kota. Baitul Maqdis jatuh
ke tangan kaum salibis tahun 492 H.
Kaum salibis terus memperluas kekuasaannya. Mereka berusaha
terus-menerus untuk memisahkan Mesir dengan Syam supaya kekuatan Islam
tidak bersatu melawan mereka. Penjajahan kaum salibis terhadap Baitul
Maqdis berlangsung sampai tahun 583 H, saat itu Allah memunculkan
seorang laki-laki yang shalih yang bekerja menyatukan umat di bawah satu
panji, orang itu adalah Shalahuddin al-Ayyubi yang berjuang untuk
membebaskan kota-kota Islam. Setelah perang Hitthin, dia menuju Asqolan,
dari situ dia ke Baitul Maqdis dan mengepungnya dengan kuat sehingga
memaksa kaum salibis untuk menyerah, hal itu terjadi di bulan Rajab 583
H.
Banyak riwayat yang menjelaskan kebaikan muamalah Shalahuddin
terhadap penduduk Baitul Maqdis, hal itu karena dorongan oleh akhlak
Islamnya dan juga keteladanan pendahulunya Umar bin al-Khatthab.
Tidak lama semenjak wafatnya pahlawan Islam Shalahuddin al-Ayyubi
terjadilah perselisihan di antara penerusnya, hal itu menjadi sebab
takluknya Baitul Maqdis kepada kaum salibis sebanyak dua kali. Yang
pertama berlangsung selama 10 tahun dan yang kedua berlangsung 1 tahun.
Akibat jauhnya kaum muslimin dari agama mereka dan terpecahnya suara
mereka, jatuhlah Palestina ke tangan orang-orang Inggris setelah perang
dunia pertama. Inilah peluang terbesar bagi serbuan etnis Yahudi yang
didukung oleh bantuan kaum salibis, di mana Inggrislah yang mengundang
mereka untuk hijrah ke Palestina dan menyiapkan untuk mereka kondisi
yang nyaman untuk mengatur diri mereka dan mempersiapkan bidang militer.
Orang-orang Palestina berusaha untuk melawan orang-orang zionis dan
sekutu-sekutunya. Usaha mereka telah mendekati kemenangan kalau saja
pemerintah negara-negara Arab tidak mundur dan membiarkan mereka
berjuang sendiri, ditambah campur tangan Amerika yang mendukung
orang-orang zionis.
Begitulah Palestina tercinta jatuh ke tangan orang-orang zionis
pelaku dosa sejak tahun 1368 H / 1948 M, di mana mereka mengumumkan
berdirinya negara Israel. Sejak hari itu orang-orang Palestina merasakan
berbagai macam tekanan, siksaan dan pengusiran disaksikan oleh seluruh
negara-negara Arab yang muslim.
Kiblat pertama berteriak memanggil kaum muslimin agar mereka kembali
kepada Allah dengan benar, lalu mereka menyatukan barisan di bawah
panji La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah dan menempuh segala sarana
dalam menyiapkan diri. Adakah yang mendengar? Adakah yang menjawab?
Siapakah yang akan membebaskan Baitul Maqdis hari ini seperti
Shalahuddin al-Ayyubi agar supaya janji Rasulullah yaitu dibukanya
Baitul Maqdis di tangan kaum muslimin terwujud sebelum Kiamat tiba? Hal
itu tidaklah sulit bagi Allah. Wallahu a'lam.
sumber :
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihataqidah&parent_id=676&parent_section=aq202&idjudul=1